PERHITUNGAN DAYA LISTRIK
Daya Listrik adalah jumlah energi yang diserap atau dihasilkan
dalam sebuah sirkuit/rangkaian. Sumber Energi seperti Tegangan listrik akan
menghasilkan daya listrik sedangkan beban yang terhubung dengannya akan
menyerap daya listrik tersebut. Dengan kata lain, Daya listrik adalah tingkat
konsumsi energi dalam sebuah sirkuit atau rangkaian listrik. Kita mengambil
contoh Lampu Pijar dan Heater (Pemanas), Lampu pijar menyerap daya listrik yang
diterimanya dan mengubahnya menjadi cahaya sedangkan Heater mengubah serapan daya
listrik tersebut menjadi panas. Semakin tinggi nilai Watt-nya semakin tinggi
pula daya listrik yang dikonsumsinya.
Sedangkan berdasarkan konsep
usaha, yang dimaksud dengan daya listrik adalah besarnya usaha dalam
memindahkan muatan per satuan waktu atau lebih singkatnya adalah Jumlah Energi
Listrik yang digunakan tiap detik. Berdasarkan definisi tersebut, perumusan
daya listrik adalah seperti dibawah ini :
P = E / t
Dimana
:
P
= Daya Listrik
E = Energi dengan satuan Joule
t = waktu dengan satuan detik
E = Energi dengan satuan Joule
t = waktu dengan satuan detik
Dalam rumus perhitungan, Daya
Listrik biasanya dilambangkan dengan huruf “P” yang merupakan singkatan dari
Power. Sedangkan Satuan Internasional (SI) Daya Listrik adalah Watt yang
disingkat dengan W. Watt adalah sama dengan satu joule per detik (Watt = Joule
/ detik)
Satuan
turunan Watt yang sering dijumpai diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1 miliWatt = 0,001 Watt
1 kiloWatt = 1.000 Watt
1 MegaWatt = 1.000.000 Watt
1 miliWatt = 0,001 Watt
1 kiloWatt = 1.000 Watt
1 MegaWatt = 1.000.000 Watt
Rumus Daya Listrik
Rumus umum yang digunakan untuk
menghitung Daya Listrik dalam sebuah Rangkaian Listrik adalah sebagai berikut
:
P
= V x I
Atau
P
= I2R
P
= V2/R
Dimana
:
P
= Daya Listrik dengan satuan Watt (W)
V = Tegangan Listrik dengan Satuan Volt (V)
I = Arus Listrik dengan satuan Ampere (A)
R = Hambatan dengan satuan Ohm (Ω)
V = Tegangan Listrik dengan Satuan Volt (V)
I = Arus Listrik dengan satuan Ampere (A)
R = Hambatan dengan satuan Ohm (Ω)
Mengetahui harga
listrik per kWh…
Hal pertama yang perlu diketahui
adalah harga per kwh dari instalasi listrik terpasang di rumah, karena setiap
kapasitas listrik terpasang memiliki harga per kwh yang berbeda. Ada dua cara
untuk mendapatkan nilai ini, yaitu menanyakan langsung kepada PLN atau
menghitung sendiri. Jika hendak menghitung sendiri, kita perlu
mendapatkan rata-rata nilai per kwh dari pemakaian listrik selama sebulan di
rumah.
Misalnya,
instalasi listrik terpasang 1300 VA dengan pemakaian daya bulan kemarin sebesar
243 kWh 0 dan biaya yang harus dibayarkan kepada PLN adalah sebesar Rp.
210.000,-.
Maka
harga listrik rata-rata per kwh-nya adalah :
=
Rp. 210.000,- / 243 kWh
= Rp. 864,2,- per kWh
= Rp. 864,2,- per kWh
atau
sama dengan :
=
Rp. 864,2 / 1.000
= Rp. 0,8642,- per Watt.
= Rp. 0,8642,- per Watt.
Harga listrik per kwh sebesar Rp.
864,2,- ini merupakan nilai dasar untuk mendapatkan besar biaya pemakaian
setiap perangkat elektronik di rumah. Walaupun (mungkin) tidak 100% sama dengan
nilai per kwh yang disosialisasikan oleh PLN, nilai ini adalah nilai real
(nyata) yang berlaku dan harus dibayarkan setiap bulannya oleh kita untuk
memenuhi kebutuhan daya listrik di rumah.
Perhitungan harga per kWh listrik
di atas adalah contoh. Anda harus menghitung berdasarkan biaya rekening bulanan
dan pemakaian daya listrik di rumah terlebih dulu. Sehingga hasil perhitungan
sesuai dengan nilai harga per kwh listrik yang berlaku di rumah anda. Setelah mengetahui
harga per kWh, kita tinggal menghitung besar pemakaian daya untuk pengoperasian
sebuah / beberapa perangkat elektronik yang ada di rumah. Berdasarkan metode
pengoperasian-nya, konsumsi daya perangkat elektronik di bagi menjadi dua,
yaitu statis (tetap) dan dinamis (berubah-ubah). Pengertian dari konsumsi daya
statis adalah perangkat akan mengkonsumsi jumlah daya yang sama terus menerus
dari awal pengoperasian hingga akhirnya dimatikan / mati dengan sendirinya
(otomatis). Sedangkan pengertian konsumsi daya dinamis adalah perangkat hanya
mengkonsumsi daya berdasarkan kondisi / ukuran tertentu. Kondisi / ukuran
tersebut ditentukan oleh sebuah suku cadang tambahan yang sudah ada di dalam
perangkat tersebut. Suku cadang tambahan ini berfungsi sebagai penentu dan
pemicu kapan mesin harus menyala atau mati secara otomatis dan
berkesinambungan.
Contoh :
Televisi berdaya 0,8 Ampere ~
220 Volt, rata-rata dioperasikan selama 12 jam sehari. Nilai daya dalam satuan
Watt untuk 0,8 Ampere adalah 0,8 Ampere x 220 Volt = 176 Watt. Maka, biaya
pemakaian daya televisi 0,8 Ampere dengan rata-rata pemakaian selama 12 jam
adalah :
pemakaian per hari :
= ((176 Watt / 1.000) x 12
jam) x Rp. 864,2,-
= (0,176 kWh x 12 jam) x Rp. 864,2,-
= 2,11 kWh x Rp. 864,2,-
= Rp. 1.825,19,-
= (0,176 kWh x 12 jam) x Rp. 864,2,-
= 2,11 kWh x Rp. 864,2,-
= Rp. 1.825,19,-
pemakaian sebulan :
= Rp. 1.825,19,- x 30 hari
= Rp. 54.755,71,- per bulan
= Rp. 54.755,71,- per bulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar